RAHASIA AIR LAUT (Tafakkur senja hari di tepi sungai kapuas)



Mari bertafakkur tentang air laut. Dua pertiga permukaan bumi ini rupanya tertutup wajah samudera. Setiap saat bergelombang mengerikan ditiup angin. Karenanya, jika Allah berkehendak, sangat mudah bagi-Nya membanjiri daratan  dan membinasakan kehidupan dengan air laut itu. Jadi jangan macam-macam, ya! Lautan adalah muara berjuta aliran sungai.

 Dan berhubung manusia gemar membuang sampah ke sungai, maka sampah itu juga ikut mengalir terbawa ke samudera luas. Logikanya, air laut itu menjadi kotor dan kumuh. Tapi justru, di dalam kumpulan berjuta ton kotoran itu,sabda rasul membalik persepsi :
الطَّهُورُ مَاؤُهُ الْحِلُّ مَيْتَتُهُ
“(air laut itu) suci airnya, halal bangkainya”

 Kok bisa? Rahasianya adalah karena air laut itu terus dan terus bergerak! Ombak yang menggelombang dan membadai itu rupanya menjadi penyaring yang ampuh atawa sterilisasi alam, membersihkan yang kotor, melenyapkan yang najis. Cobalah untuk mengambil sepetak air laut. Biarkan ia menyendiri di darat beberapa hari, tak bergerak dan tak berombak. Tak butuh waktu lama untuk menjadi bau dan kotor. 


 Umpamakan diri ini laksana air laut. Pada diri kita terkandung sejuta energi positif, tapi juga ada timbunan sampah mengonggok. Mengingat dua sisi berlawanan itu, sejatinya ada perang yang tak pernah usai, menggelora dan berkobar dalam jiwa, antara kekuatan rabbani dan syahawat syaithoni. Setiap kita dituntut untuk mengelola diri, agar energi kebaikan mencuat maksimal, dan potensi keburukan luruh terbunuh.Maka, berkaca pada air laut, kunci mengelola diri adalah dengan terus bergerak, bergerak dan bergerak.  Hanya itu. Dan hanya itu. Dengan bergerak,semua energi kebaikan akan muncul secara maksimal. Dengan bergerak, bangkai keburukan dalam diri akan menjadi halal, dan air kehidupan kita akan suci mensucikan.

Sekarang kita jadi mengerti makna hadis berikut;
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Dua nikmat yang banyak orang tertipu di dalamnya, nikmat sehat dan waktu luang (HR Bukhory)
  Bagaimana cara menghindari jebakan nikmat sehat dan waktu luang itu? Tipsnya sederhana; jangan sampai dua nikmat itu bergabung menjadi satu. Jika sehat,beraktifitaslah, jangan menganggur. Dan jika hendak istirahat, sakitlah. Ya mungkin tidak seekstrim itu. Boleh-boleh saja orang sehat beristirahat, tapi istirahat yang by design, bukan istirahat yang karena entah bingung mau melakukan apa.


 Boleh di cek di data-data yang valid, banyaknya jumlah pengangguran pasti berbanding lurus dengan tingginya angka kriminalitas. Logis, bisa di nalar. Orang sehat bagas waras. Tak punya pekerjaan. Sementara kebutuhan selalu datang, apalagi yang menari di otaknya kalau bukan tindak kriminal dan ma`shiyat? Jenisnya bolehlah di deret sendiri : perjudian, perampokan, penjambretan. Dalam skala sikap individu, boleh juga di tes. Cobalah menganggur beberapa jenak, isi saja acara anda dengan mengobrol. Dijamin, segala sampah akan keluar, mula-mula malu-malu, lama-lama malu-malu tapi asyik dan lama-lama terbiasa : ghibah, mengumbar aib, bercerita tentang profesi si anu, keluarga si fulan, nasib si x dan seterusnya, dan seterusnya.

 Jadi mari menggelora laksana samudera. Tak habis bergerak memberi manfaat, tak lelah raga berbagi bajik. Tak ada toleransi untuk sampah mencuat keluar , biar semua berubah menjadi suci dan mensucikan, halal dan menyehatkan. Malam hari tidur dengan doa dan muhasabah. Tengah malam bangun, sujud dan doa menengadah. Beranjak pagi beraktifitas kembali….aaaah, damai sekali hidupnya.

Comments

Popular posts from this blog

BELAJAR KEARIFAN DAKWAH DARI WALISONGO (CERAMAH HALAL BIHALAL Ust. SALIM A. FILLAH)

KEKUATAN DOA