Posts

KEKUATAN DOA

Image
  Lelaki agung itu berteduh di bawah rimbun pohon. Darah mengalir dari kakinya. Matanya berair. Hatinya membuncah karena bersedih. Lelaki itu adalah Muhammad SAW, yang dakwahnya disambut dengan caci maki dan hujan lemparan batu di negeri Thaif. Lalu ia tumpahkan segala kegelisahan, dalam bait-bait doa yang panjang...   “Ya Allah, betapa lemah diri ini, betapa terbatas kemampuanku, dan betapa hinanya aku di hadapan mereka. Wahai yang Maha Pengasih, Tuhan orang-orang yang lemah, kepada siapa lagi aku kau serahkan? Apakah kepada orang-orang jauh yang telah berlaku jahat terhadapku? Atau kepada musuh-musuh yang telah menguasaiku? Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka aku tak akan peduli. Tapi pengampunan Mu selalu menghampar luas. Aku memohon perlindungan, dengan Nur wajah Mu yang menyinari segalal kegelapan, agar tidak Kau murkai aku, dan tidak Kau benci aku. Sebab Engkaulah yang berhak menegurku hingga Engkau ridho. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali hanya dari Mu….”   Saudarak

Hikmah isro` mi`roj dan wahyu shalat

Image
    1.       Isra` secara bahasa berasal dari kata ‘saro’ bermakna perjalanan di malam hari. Adapun secara istilah, Isra` adalah perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama Jibril dari Mekkah ke Baitul Maqdis (Palestina), berdasarkan firman Allah : سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang Telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al Israa`: 1)   2.       Mi’raj secara bahasa adalah suatu alat yang dipakai untuk naik. Adapun secara istilah, Mi’raj bermakna tangga khusus yang digunakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk naik dari bumi menuju ke atas langit,

Fiqih Qurban dan Idul Adha

RISALAH DZUL HIJJAH DAN IDUL ADHA 1441 H

            Bulan Dzulhijjah adalah satu dari bulan – bulan yang dimuliakan dalam agama islam. Hal itu berkaitan dengan keutamaan-keutamaan yang terkandung di dalamnya. Karena itu, seluruh umat islam disyariatkan untuk menyambutnya dengan penuh kegembiraan dan bersemangat mengisinya dengan amal-amal saleh.    Allah SWT berfirman, إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. (At taubah : 36) Nabi Muhammad SAW bersabda; عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ ف

BELAJAR KEARIFAN DAKWAH DARI WALISONGO (CERAMAH HALAL BIHALAL Ust. SALIM A. FILLAH)

BELAJAR KEARIFAN DAKWAH DARI WALISONGO (CERAMAH HALAL BIHALAL Ust. SALIM A. FILLAH) Halal bihala adalah syiar islam khas indonesia yang sudah ada dan diakui semenjak dahulu. Menurut para ahli sejarah, syiar halal bihalal ini sudah ada sejak jaman Sunan Gunung Jati di Cirebon, yang kemudian diterima secara massif dan turun temurun oleh masyarakat islam di Indonesia. Dalam hadis rasul disebutkan bahwa dari ramadhan ke ramadhan berikutnya itu adalah penghapus dosa dosa, selama menjauhi dosa besar. Tapi itu baru dosa haqqullah. Lalu bagaiamana dengan dosa haqqul adam? Maka itu dituntaskan dengan saling memaafkan, maka lahirlah tradisi halal bihalal Secara umum memang banyak kita temui ayat ayat al qur`an dan hadis yang memerintahkan kita meminta maaf maupun memaafkan. Seperti ayat   walya'fụ walyaṣfaḥụ, alā tuḥibbụna ay yagfirallāhu lakum, (an nuur : 22), Khudzil ' afwa wa'mur bil 'urfi.. (al a`raf : 199) dan banyak lagi ayat yang lain. Begitu juga hadis yang ma