Hikmah isro` mi`roj dan wahyu shalat
1.
Isra` secara bahasa berasal dari kata ‘saro’ bermakna perjalanan di
malam hari. Adapun secara istilah, Isra` adalah perjalanan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama Jibril dari Mekkah ke Baitul Maqdis
(Palestina), berdasarkan firman Allah :
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى
بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى
الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ
الْبَصِيرُ
Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya
pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang Telah kami
berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Al Israa`: 1)
2. Mi’raj secara bahasa
adalah suatu alat yang dipakai untuk naik. Adapun secara istilah, Mi’raj
bermakna tangga khusus yang digunakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
untuk naik dari bumi menuju ke atas langit, berdasarkan firman Allah dalam
surat An Najm ayat 1-18
وَلَقَدْ رَآَهُ نَزْلَةً أُخْرَى (13) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (14)
عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى (15)
إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى (16) مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى (17)
لَقَدْ رَأَى مِنْ آَيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى (18)
“Dan sesungguhnya nabi Muhammad telah
melihatJibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, yaitu di
Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat
Jibril) ketika Sidratull Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.
Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dariyang dilihatnya itu dan tidakpula
melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan)
Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm : 13 – 18).
3. Peristiwa Isro` Mi’raj terjadi pada periode
akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Menurut
al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10
kenabian, dan inilah pendapat yang paling masyhur. Detil peristiwa terjadinya
isro` mi`roj ini di gambarkan dalam hadis shohih yang sangat panjang
4. Adapaun hikmah dari isro`mi`roj adalah
sebagai berikut;
a. Kekuasaan Allah tidak terbatas, mampu memperjalankan Nabi Muhammad
SAW secara fisik menembus batas alam dan waktu
b. Isro` mi`roj adalah tashliyah / hiburan bagi Nabi
Muhammad SAW yang sedang mengalamai banyak cobaan dalam berdakwah
c. Risalah Nabi Muhammad SAW adalah risalah penutup, yang
menyempurnakan risalah para Nabi sebelumnya
d. Diturunkannya wahyu sholat
الصَّلَاةُ لُغَةً
الدُّعَاءُ ؛ سُمِّيَتْ هَذِهِ الْعِبَادَةُ الشَّرْعِيَّةُ بِاسْمِ الدُّعَاءِ
لِاشْتِمَالِهَا عَلَيْهِ ، الصَّلَاةُ اِصْطِلاَحًا أَقْوَالٌ وَأَفْعَالٌ مَخْصُوْصَةٌ مُفْتَتَحَةٌ بِالتَّكْبِيْرِ مُخْتَتَمَةٌ
باِلتَّسْلِيْمِ
Shalat
secara bahasa adalah do`a, dimana mayoritas bacaan sholat adalah doa. Sedangkan
secara istilah adalah sejumlah ucapan dan perbuatan tertentu, yang di awali
dengan takbir dan diakhiri dengan salam
5.
Adapun diantara hikmah dari shalat itu sendiri
adalah sebagai berikut ;
a.
Menjaga kesehatan
fisik maupun jiwa
حَافِظُوا عَلَى
الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ
Peliharalah semua
shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa, Berdirilah untuk Allah (dalam
shalatmu) dengan khusyu'.(Al baqoroh : 238)
b.
Menumbuhkan kepedulian
إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (19) إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (20) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (21) إِلَّا الْمُصَلِّينَ (22) الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ
دَائِمُونَ (23)
Sesungguhnya manusia
diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia
berkeluh kesah, Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali
orang-orang yang mengerjakan shalat, Yang mereka itu tetap mengerjakan
shalatnya, ( Al Ma`arij: 19 - 23)
c.
Memohon pertolongan
kepada Allah SWT
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا
لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu',(Al Baqoroh : 45)
d.
Mencegah perbuatan
keji dan munkar, dan menghapus dosa-dosa
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَر
Dan Dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar
(Al Ankabuut : 45)
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى
الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا
اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
Comments
Post a Comment