NABI DAN BUTIR KURMA
Suatu hari, nabi Muhammad SAW merasa lapar. Beliau lantas
ke luar rumah. Didapatinya sahabat setianya, Abu bakar Ash siddiq tengah
berdiam di masjid. Nabi kemudian mendekat dan bertanya kepada Abu bakar.
“Mengapa engkau keluar rumah sesiang ini, sahabatku?”,
tanya rasul kepada Abu bakar. Sebab tidak biasanya Abu bakar ada dimasjid saat
begini. Abu bakar yang ditanya rasul kemudian segera menjawab,
“Tidak ada,
kecuali apa yang juga menyebabkanmu keluar rumah, wahai rasul”
Rupanya Abu bakar
juga merasa lapar. Baru saja mereka bercakap-cakap, tiba-tiba datang satu sahabat
lagi. Yakni Umar bin khotob.
“Mengapa engkau keluar rumah sesiang ini, wahai ibnu
khothob?”, tanya rasul kepada Umar
“Tidak ada,
kecuali apa yang juga menyebabkanmu keluar rumah, wahai rasul”
Ternyata tiga
manusia agung ini sama-sama kelaparan. Setelah duduk dan bercakap-cakap
sejenak, nabi menyeru,
“Apakah kalian
masih punya tenaga? Mari kita mencari kurma dan air”
Lalu mereka
bertiga beranjak berjalan. Mereka ingat ada sahabat yang bertani dan bertanam
pohon kurma. Sampailah mereka ke rumah Abi Haitsam Al anshory, seorang sahabat
yang memiliki perkebunan kurma. Rasul kemudian segera mengucapkan salam. Tapi
tak terdengar jawaban. Rasul mengulangi lagi salamnya. Masih hening. Barulah
pada salam yang ketiga terjawab. Keluarlah nyonya rumah,
“Wahai rasul,
sejatinya aku mendengar salammu sejak yang pertama, tetapi aku ingin kau
mendoakanku sampai tiga kali”katanya, “silahkan duduk, sebentar lagi Abi
haitsam datang, ia sedang mngambil air”
Nabi dan para
sahabatnya lantas memilih duduk di atas tikar, di bawah sejuknya pohon kurma.
Sampai kemudian Abu haitsam datang, tergopoh ia mendapati tamu kehormatan yang
tak diundang itu. Dan betapa terkejutnya bahwa ternyata mereka semua kelaparan.
Ia lantas memanjat kurma, memetikkan untuk tamunya kurma-kurma dengan berbagai level,
dari yang masih mentah ranum, sampai yang matang lunak. Ia sediakan pula air
minum untuk tamu-tamunya.
Nabi dan para sahabatnya kemudian bersiap menyantap
hidangan lezat itu. Tapi sebelum menyantap hidangan, nabi bersabda sambil
mengingatkan,
“inilah nikmat
yang nanti akan ditanyakan di hari kiamat”. Beliau merujuk pada ayat terakhir
surat at takatsur, tsumma la tus`alunna
yauma`idzin aninna`iim.
Hikmah
Nikmat Allah yang kita terima sangatlah banyak. Dan itu
bukan hanya nikmat-nikmat yang sifatnya skala besar saja. Besar menurut kita
maksudnya. Tetapi juga nikmat sehari-hari yang kita nikmati. Seperti tubuh yang
sehat, udara tempat kita bernafas, makanan, minuman dan pakaian yang kita
pakai. Semua itu adalah nikmat besar yang Allah berikan pada kita, yang mana
kita wajib mensyukurinya, sebab semua nikmat itu akan ditanyakan nantinya di
sisi Allah SWT. Jangan sampai hanya karena nikmat nikmat lain yang menurut kita
besar, atau mungkin juga karena musibah, kita kemudian melupakan nikmat-nikmat
keseharian itu.
(Sepenggal kisah dari buku WAJIB UNTUK DIBACA)
(Sepenggal kisah dari buku WAJIB UNTUK DIBACA)
Comments
Post a Comment