Sampaikan pujian seperlunya, jangan berlebihan
Adakalanya
pujian yang pendek tapi jujur dan tulus itu lebih mengena tepat sasaran
daripada pujian panjang yang tidak proporsional. Misalnya saja;
“Wah,
kamu cocok pakai baju itu!”
“Masakan
gulainya enak nih!”
“Aku senang dengan cara kamu
berfikir”
“Penampilanu tadi bagus lho,
tegas tapi tidak terkesan menggurui”
Ungkapan
– ungkapan pendek yang tepat sasaran seperti itu selama disampaikan dengan
jujur, akan lebih membekas daripada gombalan seribu satu kata yang tidak
proporsional. Tentu ada saatnya memuja
berpanjangan, tapi itu lebih tepat diberikan saat pasangan membutuhkan sokongan
mental, atau tepatny di saat sedang rapuh. Anda perlu menggali memori tentang
potensi positif pasangan, untuk kemudian diungkapkan secara bertubi-tubi dalam
rangka meyakinkan bahwa ia cukup kuat menghadapai semuanya. Tapi dalam kondisi
normal, anda tidak perlu berpanjang-panjang. Fokuslah pada satu titik tertentu
untuk dipuji. Tinggal dicari saja momentum atau temanya, apakah pakaian, apakah
masakan, apakah presentasi, atau bahkan ide-ide yang dia sampaikan.
Untuk
membedakannya, lihat contoh pujian –pujian berlebihan berikut.
“Aku
tak pernah melihat lelaki yang begitu bugar fisik dan penampilannya kecuali
engkau, mas”
Gombal
banget kan. Coba lihat juga yang ini.
“menurutku
idemu benar-benar cemerlang. Bahkan lebih cemerlang dibanding pendapat ilmuwan
sekalipun”.
Kenapa
tidak katakan saja;
“Ide
yang bagus!”, lebih simpel dan realistis.
“Masakanmu
benar-benar sempurna, bahkan restoran paling terkenal sekalipun tak sanggup
mengalahkannya”
Ayolah,
tak akan ada istri yang percaya dengan pujian seperti itu.
Jadi
jangan terjebak untuk berlebihan dalam memuji. Wajarlah, seperlunya, tapi
tulus. Itu lebih nyata dirasakan oleh pasangan, dan lebih terasa dampak
positifnya dalam menjalin komunikasi.
(Sepenggal kisah dari buku KADO PERNIKAHAN ISTIMEWA)
Comments
Post a Comment